Jumat, Juni 01, 2012

Makalah Perkembangan Peserta Didik II


B. Pertumbuhan Fisik



1.      Tanda-Tanda Kedewasaan / Kematangan
Pembagian masa dewasa
a.       Masa dewasa dini 
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan fsikologis yang menyertai berkurangnya kemampan reproduktif.

b.      Masa dewasa madya 
masa dewasa madya dimulai pada umur40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang 

c.       Masa dewasa lanjut (usia lanjut)
Masa dewasa lanjut-senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60 tahun sampai  kematian. pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan , bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka massih lebih muda. 

Ciri-ciri Masa Dewasa Dini 
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Oranga dewasa muda di harapkan memainkan peran baru, seperti peran suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini.
Dibawah ini di uraikan secara ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam tahun-tahun masa dewasa dini. Dari uraian ini dapat di maklumi  mengapa penyesuaian diri dalam masa dewasa dini biasanya menemui banyak kesulitan dan mengapa banyak anak muda dalam kategori ini merasakan tahun-tahun awal masa dewasa sedemikian sulit, sehingga mereka mencoba memperpanjang ketergantungan mereka dengan  mempertahankan siswa atau mahasiswa, lama sesudah teman  seusia mereka telah berusaha untuk mengakhiri ketergantungan mereka pada orang tua dan berusaha untuk tidak tergantung pada orang lain.

a.       Masa dewasa dini sebagai"masa pengaturan"
Telah di katakan bahwa masa anak-anak dan masa remaja merupakan periode "pertumbuhan" dan masa dewasa merupakan masa "pengaturan" (settle down).pada generasi-generasi terdahulu berada pandangan bahwa jika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara sah, hari-hari kebebasan mereka telah berahir dan saatnya telah  tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai  orang dewasa. Ini berarti bahwa pria muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditanganinya sebagai kariernya, sedangkan wanita muda diharapkaan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. 

b.      Masa dewasa dini sebagai "usia reproduktif" 
Jika wanita ingin berkarir sesudah menikah, ia akan menunda untuk mempunyai anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian,baginya hanyalah dasawarsa terakhir dari masa dewasa dini merupakan"uusia reproduktif". Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar padaawal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir  masa remaja kemungkinan seluruh masadewasa dini merupakan masa reproduksi.

c.       Masa dewasa dini sebagai "masa bermasalah" 
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda dari masalah-masalah yang sudah di alami sebelumnya.

d.      Masa dewasa dini sebagai "masa kettegangan emosional" 
Apabila orang berada di suatu wilayah baru ia akan berusaha untuk memahami letak tanah  itu dan mungkin sekaali ia agak bingung dan mengalami keresahahn emosional. Tidak dapat di sangsikan, hal inilah yang untuk  sebagian mendasari huru-hara mahasiswa pada tahun enam puluhan. Sebagai manusia dalam kelompok usia hampir dewasa atau baru saja dewasa, pada umumnya mereka masih sekolah dan diambang memasuki dunia pekerjaan orang  dewasa. 

e.       masa dewasa dini sebagai "masa keterasingan sosial"
dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang  dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang.

2.      Perubahan-Perubahan Fisik Pada Masa Remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormon seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya.
Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :

Perempuan
  • Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
  • Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
  • Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
  • Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
  • Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
  • Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Laki-laki
  • Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
  • Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
  • Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
  • Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
  • Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
  • Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
  • Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.
3.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada remaja antara lain etnis, social, psikologis, nutrisi, fisik dan penyakit kronis.
a)      Faktor Keluarga, faktor keluaga ini meliputi faktor keturunan dan faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari pada anak lain nya sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akanmembantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang di bawa anak tersebut. Pada setiap usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada terhadap tinggi tubuh
b)      Faktor Gizi, Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja
c)      Faktor emosional, Anak-anak yang selalu mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentunya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar PITUITARI. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remaja akn terhambat dan tidak tercapainya berat tubuh yang seharusnya
d)      Faktor Jenis Kelamin, Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan. Kecuali pada usia 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan
e)      Faktor Status sosial Ekonomi, Anak-anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi
f)        Faktor Kesehatan, Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat dari pada anak yang sering sakit
g)      Faktor Pengaruh Bentuk Tubuh, bangun/bentuk tubuh, apakah mesomort, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya anak yang bangun tubuhnya mesomorf akan lebih besar dari pada yang bangun tubuhnya endomorf atau anak yang ektomorf, karena mereka memang lebih gemuk dan berat

(Mohon cantumkan alamat website ini sebagai sumber apabila anda tertarik menggunakan tulisan ini)

0 komentar: