Senin, April 15, 2013

[Review Buku] Gomawoyo, Chef!



Judul Buku : Gomawoyo, Chef!
Penulis : Dian Onasis
Penerbit : DAR Mizan


Kim Ji Mi tertegun melihat ibunya yang sedang menangis. Ah, rupanya Ibu baru saja dapat kabar bahwa kakek di desa tengah sakit. Duh, kakek sakit apa, ya?

Akhirnya Ibu memutuskan pulang ke desa untuk sementara waktu. Beliau ingin merawat kakek. Tentu Ji Mi turut serta.  Maka dimulailah kisah Kim Ji Mi di desa. Ia kerasan tinggal di desa yang sejuk dan rimbun oleh pohon pinus ini. Terlebih ada satu hal yang membuatnya semakin betah, yaitu kue dasik.

Tiap hari Kim Ji Mi membeli kue dasik di Toko Lee Dong Ae. Walaupun kue dasik beraneka warna, tapi ia lebih suka dasik yang berwarna kuning. Sesampainya si rumah, Ji Mi memamerkan kue dasik itu kepada kakek. Di luar dugaan, ternyata kakek sangat suka dengan kue tersebut. Karena memakan kue dasik tersebut, berangsur-angsur kakek Ji Mi kembali sehat.

Ah, Ji Mi jadi ingin bertemu dengan pembuatnya. Alangkah terkejutnya ia saat mengetahui yang membuat kue dasik super enak ini adalah seorang anak perempuan bermata jernih bernama Ae Cha.

Ji Mi pun berusaha berkenalan dengan anak tersebut. Dalam hati ia mempunyai niat agar Ae Cha bisa mengajari ibu Ji Mi membuat kue dasik. Namun hal tersebut tidak mudah karena kakek Ae Cha ternyata sangat galak. Lagipula Ae Cha menjual kue dasik tersebut secara diam-diam, tanpa sepengetahuan kakeknya.

Bagi adik-adik yang suka dengan hal-hal yang berbau korea, maka novel anak ini adalah pilihan yang tepat. Di samping kalian mendapatkan sebuah cerita yang bagus dan seru, kalian juga mendapatkan resep kue dasik di dalamnya.

Kalian bisa coba membuat kue dasik di rumah. Siapa tahu dasik yang kalian buat juga bisa menyembuhkan orang seperti buatan Ae Cha.

"Tak ada resep khusus untuk kue dasikku. Hanya butuh serbuk dari pohon cinta kasih." --Ae Cha. Gomawoyo, Chef!


Rated: 4/5

Kamis, April 11, 2013

Resensi Pengembangan Soft Skills Guru


Judul Buku    : Pengembangan Soft Skills Guru
Penulis          : Dr. Muqowim
Tahun Terbit : 2012
Penerbit        : Pedagogia Yogyakarta
Jml Halaman : 100 halaman

Peresensi      : Tusino
(Dibuat sebagai tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Pembelajaran Matematika)

Pentingnya Soft Skill Bagi Guru

Pernahkah Anda menjumpai seorang guru yang cerdas tapi tidak menyenangkan? Atau pernahkan Anda menjumpai guru dengan kemampuan biasa saja namun menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran? Manakah yang akan Anda pilih?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas adalah pembuka dari buku ini.

Tentu saja, kalau saya bisa memilih, maka saya akan memilih menjumpai seorang guru yang cerdas dan juga menyenangkan. Saya kira hampir seluruh jawaban kita akan sama.

Untuk mencapai tujuan ini, tentulah perlu adanya peningkatan kualitas seorang guru selain keterampilan dan pengetahuan mengajar –yang dalam buku ini disebut hard skills. Dalam paradigma pendidikan yang baru, tugas seorang guru memang bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik. Dalam mendidik inilah, kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi, bekerja sama, tanggung jawab, kejujuran, dan sebagainya sangat dibutuhkan. Kemampuan-kemampuan inilah yang disebut soft skills.

Pada dasarnya soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mendongkrak kinerjanya secara maksimal.

Bila dicermati lebih lanjut dalam kompetensi guru yang termasuk soft skills adalah kepribadian dan sosial. Kompetensi kepribadian disebut dengan intrapersonal skills karena berhubungan dengan personal, sedangkan kompetensi sosial disebut interpersonal skills. Sedangkan dua kompetensi lain yaitu pedagogik dan profesional termasuk hard skills.

Lalu bagaimanakah cara mengembangkan kemampuan soft skills ini?


Pengembangan Intrapersonal Skills Bagi Guru

Dalam pengembangan intrapersonal skills, perlu adanya pengembangan kekuatan yang ada dalam diri kita. Seperti ucapan al-Ghazali, ”Barang siapa mengenal hatinya, maka ia akan mengenal dirinya.”

Kekuatan-kekuatan apa yang patut kita gali dalam diri kita?

Pertama kekuatan kesadaran. Pertanyaan pertama, apakah Anda menikmati sebagai guru? Bagaimanakah kalau menjadi guru karena panggilan hati, bukan panggilan gaji? Orang yang menjadi guru karena panggilan hati, ia akan bekerja secara all-out, berkomitmen, serta ikhlas. Bila hal ini sudah Anda sadari, maka Anda memiliki sebuah kekuatan kesadaran.

Kedua kekuatan tujuan. Anda fokuskan, tanamkan dalam hati tujuan Anda mengajar. Kenapa tujuan itu penting? Karena pada prinsipnya kita akan lebih termotivasi menjalankan sesuatu bila memiliki tujuan yang jelas.

Ketiga adalah kekuatan keyakinan. Keyakinan Anda sebagai guru yang hebat akan segera diwujudkan kalau anda memiliki tiga jenis keyakinan, yaitu keyakinan kepada Allah swt., keyakinan kepada diri sendiri, dan keyakinan kepada orang lain.

Keempat kekuatan cinta. Anda mencintai pekerjaan yang Anda lakukan, maka Anda akan sepenuh hati serta penuh semangat dalam menjalankannya.

Kelima adalah kekuatan energi positif. Seseorang kadang tidak bisa melompati sebuah parit yang cukup lebar, namun tiba-tiba ia bisa melakukannya karena dikejar-kejar anjing gila. Mengapa hal tersebut bisa dilakukan? Dalam bahasa Prof. Yohanes Surya disebut dengan MESTAKUNG, Semesta Mendukung. Energi positif dalam diri Anda akan timbul bila Anda selalu berpikir positif  untuk bisa. Maka keluarlah dari comfort zone Anda.

Kekuatan yang keenam adalah kekuatan konsentrasi. Kekuatan ini terletak pada fokus dalam menghadapi persoalan. Kegiatan apa pun jika kita jalani dengan penuh konsentrasi, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Yang terakhir adalah kekuatan keputusan. Kekuatan terbesar yang kita miliki adalah kekuatan memilih. Dan memilih merupakan satu langkah menuju perubahan. Mulai saat ini Anda bisa memilih menjadi guru yang menyenangkan. Itu bisa saja.


Pengembangan Interpersonal Skills Bagi Guru
           
Tentu dalam sebuah hubungan atau relasi keterampilan yang perlu dikembangkan adalah keterampilan berkomunikasi. Kemampuan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menguasai kompetensi sosial. Kompetensi inilah yang membantu Anda dalam membangun relasi dengan orang lain seperti peserta didik, kolega guru, kepala sekolah, orangtua murid, serta masyarakat.

Prinsip komunikasi yang efektif dewasa ini ialah yang memenuhi REACH; Respect (menghargai orang lain), Emphaty (mengerti dan mendengarkan orang lain), Audible (dapat dipahami), Clarity (kejelasan, tidak multitafsir), dan Humble (sikap rendah hati).

Sebagai guru, Anda juga diharuskan mempunyai keterampilan memberikan motivasi. Motivasi itu bisa berasal dari dalam diri peserta didik, seperti mendorong rasa ingin tahu dan juga bisa dari luar diri peserta didik, seperti memberi hadiah dan ganjaran.

Selain keterampilan tadi, seorang guru juga harus menguasai keterampilan membangun tim. Seperti yang kita tahu, dalam kehidupan banyak hal yang dilakukan bersama dengan orang lain. Dalam keterampilan ini juga dituntut keterampilan komunikasi antar anggota tim. Kemampuan bertanya, mengemukakan pendapat, menawarkan bantuan, menghargai pendapat orang lain adalah sejumlah contoh komunikasi yang baik antar anggota dalam sebuah tim.

Keterampilan yang tidak kalah pentingnya ialah keterampilan mediasi. Dengan keterampilan ini diharapkan guru bisa menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi baik di sekolah maupun di masyarakat.

Secara keseluruhan buku ini sangat menarik. Penulis menjabarkan isi dalam buku dengan terlebih dahulu bertanya. Dengan begitu isi dalam buku ini akan lebih meresap ke dalam ingatan pembacanya karena kita diajak mengikuti pola pikir si penulis.

Buku ini juga dilengkapi dengan seratus empat kalimat-kalimat yang memotivasi pembaca. Kalimat-kalimat ini dikutip dari orang-orang terkenal, berpengaruh, serta bijak. Kalimat yang sangat saya suka adalah ucapan Anatole France, ”Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga bermimpi. Jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk berupaya.”

Semoga sedikit ulasan buku ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.[]