BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran Kooperatif
Secara etimologi, belajar kooperatif (cooperatif learning)
mengandung pengertian sebagai
suatu pembelajaran yang menggunakan grup kecil. Dalam grup
kecil tersebut,
siswa belajar
bekerjasama satu sama
lain, berdiskusi, berbagi
ilmu pengetahuan, dan
saling membantu untuk memahami materi
pelajaran.
Belajar
kooperatif mempunyai pengertian lebih luas daripada sebuah kerja kelompok. Di dalam belajar
kooperatif setiap anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan
anggota-anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
1. Pengertian Cooperative
Learning Menurut Beberapa Ahli
a.
Menurut Wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu
antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen)
b.
Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa: pembelajaran
kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang
memungkinkan siswa bekerja sama.
c.
Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa : pembelajaran
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran
selama ini.
Pertama, beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat menngkatkan kemampuan hubungan sosial,menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga diri.
Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan
siswa dalam belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan
pengetahuan dengan keterampilan.
Berdasarkan
beberapa pengertian pembelajaran kooperatif tersebut di atas terlihat adanya
pergeseran peran guru yang sentral kepada peran guru yang mengelola aktivitas
belajar siswa melalui kerja sama kelompok di kelas.
2. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Kooperatif
a.
Siswa
bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b.
Kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.
Bilamana
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya suku dan jenis kelamin
berbeda.
d.
Penghargaan
lebih berorientasi pada kelompok dibandingkan
individu.
Ciri-ciri
tersebut menempatkan metode pembelajaran kooperatif ini unik, karena selain
membantu siswa memahami materi pelajaran juga melatih kemampuan siswa dalam
kerja sama kelompok.
Pada
praktiknya metode pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak metode atau
teknik. Salah
satunya adalah metode STAD
(Student-Teams-Achievement-Division) yang akan dibahas lebih lanjut.
Model
pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi
kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri
atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat
pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian
saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi
dan kuis.
1.
Langkah-langkah Pembelajaran STAD
Langkah-langkah
model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti berikut.
Tabel
2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah laku guru
|
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
|
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Menyajikan informasi
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok- kelompok belajar
Membimbimg kelompok belajar
Evaluasi
Memberikan penghargaan
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta memotivasi siswa
Guru menyajikan informasi kepada siswa
Guru menginformasikan pengelom-pokkan
Siswa
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa
dalam kelompok-kelompok belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang
materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Guru memberi penghargaan hasil belajar
individual dan kelompok
|
Sintaks model Pembelajaran STAD
dalam Chotimah (2007) antara lain :
a.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
b.
Guru menyajikan pelajaran.
c.
Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok
d.
Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota
kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
e.
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta
didik. Pada saat menjawab
kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.
f.
Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki
nilai/poin tertinggi.
g.
Guru memberikan evaluasi.
h.
Penutup.
Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan
atas skor yang didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari
peningkatan individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin peningkatan siswa
terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kriteria Pemberian
Skor Peningkatan STAD
Skor Kuis
|
Poin
peningkatan
|
Lebih
dari 10 point di bawah skor dasar
1-10
point di bawah skor dasar
Skor
dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar
|
5
10
20
30
30
|
Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai
skor dasar
(Sumber:Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)
Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada
sumbangan poin peningkatan
yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu
dengan menjumlah seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah
anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti
pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Predikat
Keberhasilan Kelompok
Kriteria
|
Nilai Perkembangan
|
Excellent
The best teams
Good teams
General teams
|
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5
|
(Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo,
2008:50)
2.
Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Tipe STAD
Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Davidson
:
a)
Meningkatkan kecakapan individu
b)
Meningkatkan kecakapan kelompok
c)
Meningkatkan komitmen
d)
Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
e)
Tidak bersifat kompetitif
f)
Tidak memiliki rasa dendam
Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Slavin yaitu:
a)
Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
b)
Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota
yang pandai lebih dominan.
Pada saat guru menerapkan pembelajaran
STAD, ada sejumlah masalah yang dapat dialaminya:
1. Siswa dalam satu tim atau lebih tidak
dapat menyesuaikan diri.
2. Siswa berperilaku menyimpang.
3. Siswa terlalu gaduh.
4. Ketidakhadiran.
5. Siswa tidak dapat menggunakan waktu
latihan tim secara efektif.
6. Rentang tingkat kinerja di dalam kelas
terlalu lebar untuk pengajaran kelompok.
7. Penggunaan sistem skor perbaikan
individual.
a.
Sistem
skor perbaikan individual dikatakan adil karena untuk memberikan poin maksimum,
setiap orang harus menunjukkan perbaikan, tidak hanya melakukan seperti apa
yang dilakukan sebelumnya.
b.
Karena
ada skor maksimum 30 poin yang mungkin diperoleh, dan karena pekerjaan sempuna
selalu mendapat poin 30, maka ada siswa yang memiliki skor dasar rendah dapat
memperoleh jumlah poin lebih tinggi daripada seseorang yang mendapat skor kuis
terbaik yang mungkin dicapainya.
c.
Meskipun
poin tim didasarkan pada perbaikan, nilai tim masih tetap ditentukan menurut
cara seperti biasanya Akibahya, siswa dengan kinerja tinggi yang tetap tinggi
dalam kinerjanya akan tetap memperoleh nilai tinggi.
d.
Karena
kuis tertentu begitu sulit, sehingga hampir setiap orang mendapat poin
perbaikan nol.
3. Hubungan Penerapan Model STAD dengan
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam proses belajar mengajar guru
sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang dapat
melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi
antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang
tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep secara
benar.
Pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat)
terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang. Pembelajaan kooperatif yang dikemas
dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat menumbuhkan
motivasi dan prestasi belajar siswa.
Pengajaran yang disajikan dengan
model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan
pengalaman-pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri
sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas
bersama.
Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok
berasal dari tingkat prestasi yang berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk
bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang
disajikan dengan model STAD akan melatih siswa untuk menceritakan,
menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati.
Apabila ditinjau dari proses
pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa siswa
untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses
belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran yang disajikan dengan dengan
penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa
Daftar Pustaka
Literasi
Ø Ibrahim
M., Rachmadiarti F., Nur Muhamad, Ismono, 2000. Pembelajaran Kooperatif.
UNESA – UNIVERSITY PRES SURABAYA.
Ø Permana,
S. 2004. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas I SMA Negeri 1 Marabahan pada
Konsep Lingkungan dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD). Skripsi tidak dipublikasikan. Banjarmasin:
STKIP PGRI.
Ø
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.
Internet
Ø http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-stad.html
Ø http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar