Rabu, November 14, 2012

Makalah Pembelajaran Kooperatif; Metode STAD


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pembelajaran Kooperatif
Secara etimologi, belajar kooperatif (cooperatif learning) mengandung pengertian sebagai suatu pembelajaran yang menggunakan grup kecil. Dalam grup kecil tersebut, siswa belajar bekerjasama satu sama lain, berdiskusi, berbagi ilmu pengetahuan, dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Belajar kooperatif mempunyai pengertian lebih luas daripada sebuah kerja kelompok. Di dalam belajar kooperatif setiap anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan anggota-anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
1.      Pengertian Cooperative Learning Menurut Beberapa Ahli
a.       Menurut Wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen)
b.      Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa: pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.
c.       Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa :  pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini.
Pertama, beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan harga diri.
Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran kooperatif tersebut di atas terlihat adanya pergeseran peran guru yang sentral kepada peran guru yang mengelola aktivitas belajar siswa melalui kerja sama kelompok di kelas.
2.      Ciri-ciri Metode Pembelajaran Kooperatif
a.            Siswa bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b.            Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.            Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya suku dan jenis kelamin berbeda.
d.           Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dibandingkan individu.
Ciri-ciri tersebut menempatkan metode pembelajaran kooperatif ini unik, karena selain membantu siswa memahami materi pelajaran juga melatih kemampuan siswa dalam kerja sama kelompok.
Pada praktiknya metode pembelajaran kooperatif ini memiliki banyak metode atau teknik. Salah satunya adalah metode STAD (Student-Teams-Achievement-Division) yang akan dibahas lebih lanjut.
B.     Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.
1.      Langkah-langkah Pembelajaran STAD
Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti  berikut.

Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD
Langkah
Indikator
Tingkah laku guru
Langkah 1






Langkah 2


Langkah 3



Langkah 4




Langkah 5






Langkah 6
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa





Menyajikan informasi


Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok- kelompok belajar

Membimbimg kelompok belajar



Evaluasi






Memberikan penghargaan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta memotivasi siswa

Guru menyajikan informasi kepada siswa

Guru menginformasikan pengelom-pokkan
Siswa

Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi pembelajaran yang telah dilaksanakan



Guru memberi penghargaan hasil belajar
individual dan kelompok



Sintaks model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :
a.       Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
b.      Guru menyajikan pelajaran.
c.       Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d.      Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
e.       Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.
f.       Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
g.      Guru memberikan evaluasi.
h.      Penutup.

Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD
Skor Kuis
Poin peningkatan
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar
1-10 point di bawah skor dasar
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar
5
10
20
30
30

Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar
(Sumber:Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)

Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan
yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Predikat Keberhasilan Kelompok
Kriteria
Nilai Perkembangan

Excellent
The best teams
Good teams
General teams
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5

 (Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo, 2008:50)

2.      Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Tipe STAD
Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Davidson :        
a)       Meningkatkan kecakapan individu
b)      Meningkatkan kecakapan kelompok
c)       Meningkatkan komitmen
d)      Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
e)       Tidak bersifat kompetitif
f)       Tidak memiliki rasa dendam

Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Slavin yaitu:
a)       Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
b)      Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.  

Pada saat guru menerapkan pembelajaran STAD, ada sejumlah masalah yang dapat dialaminya:
1.      Siswa dalam satu tim atau lebih tidak dapat menyesuaikan diri.
2.      Siswa berperilaku menyimpang.
3.      Siswa terlalu gaduh.
4.      Ketidakhadiran.
5.      Siswa tidak dapat menggunakan waktu latihan tim secara efektif.
6.      Rentang tingkat kinerja di dalam kelas terlalu lebar untuk pengajaran kelompok.
7.      Penggunaan sistem skor perbaikan individual.
a.       Sistem skor perbaikan individual dikatakan adil karena untuk memberikan poin maksimum, setiap orang harus menunjukkan perbaikan, tidak hanya melakukan seperti apa yang dilakukan sebelumnya.
b.      Karena ada skor maksimum 30 poin yang mungkin diperoleh, dan karena pekerjaan sempuna selalu mendapat poin 30, maka ada siswa yang memiliki skor dasar rendah dapat memperoleh jumlah poin lebih tinggi daripada seseorang yang mendapat skor kuis terbaik yang mungkin dicapainya.
c.       Meskipun poin tim didasarkan pada perbaikan, nilai tim masih tetap ditentukan menurut cara seperti biasanya Akibahya, siswa dengan kinerja tinggi yang tetap tinggi dalam kinerjanya akan tetap memperoleh nilai tinggi.
d.      Karena kuis tertentu begitu sulit, sehingga hampir setiap orang mendapat poin perbaikan nol.

3.      Hubungan Penerapan Model STAD dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep secara benar.

Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang. Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Pengajaran yang disajikan dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama.

Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih siswa untuk menceritakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati.

Apabila ditinjau dari proses pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran yang disajikan dengan dengan penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa















Daftar Pustaka

Literasi
Ø  Ibrahim M., Rachmadiarti F., Nur Muhamad, Ismono, 2000. Pembelajaran Kooperatif. UNESA – UNIVERSITY PRES SURABAYA.
Ø  Permana, S. 2004. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas I SMA Negeri 1 Marabahan pada Konsep Lingkungan dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Skripsi tidak dipublikasikan. Banjarmasin: STKIP PGRI.
Ø  Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.
Internet
Ø  http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-stad.html
Ø  http://www.farhan-bjm.web.id/2011/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar