BAB I
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG.
Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain itu pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia. Kemudian, pada satu fokus yang lebih khusus yaitu pendidikan formal, manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan menghadapi kenyataan hidup dimana didalam pendidikan formal dalam hal ini adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia. Kemudian dalam pendidikan sekolah itu, manusia juga selain melatih kedewasaan juga mengasah intelektualitasnya dan kompetensinya dalam tanggung jawab dan kesadaran.
Untuk itu, pada pendidikan sekolah sangat diperlukan adanya perencanaan dalam pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Perencanaan yang dimaksud adalah kurikulum pendidikan atau sekolah yang di dalamnya terdapat standar-standar pembelajaran dan pengembangan intelektualitas manusia.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini[1]. Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan faktor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Apa itu supervisi pendidikan?
2. Apa Tujuan serta fungsi supervisi pendidikan?
3. Bagaimana cara pelaksanaan supervisi pendidikan.
4. Apa saja teknik pendekatan yang dipakai dalam supervisi pendidikan.
C. TUJUAN
1. Dapat mendefinisikan secara jelas pengertian, tujuan serta fungsi supervisi pendidikan
2. Dapat menjelaskan secara rinci mengenai pelaksaan supervisi pendidikan.
3. Dapat menjelaskan teknik-teknik supervisi pendidikan yang dapat diterapkan.
D. METODE
- Kajian pustaka
Penyusun melakukan kajian pustaka dari buku-buku literatur, situs-situs internet maupun dari makalah-makalah yang relevan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERAN SUPERVISI PENDIDIKAN
1. Pengertian Supervisi
Sebelum supervisi dibahas, terlebih dahulu perlu diterangkan beberapa istilah yang kegiatannya mirip dengan supervisi. Istilah tersebut ialah; Inspeksi, Penilikan, Pengawasan, Monitoring dan Penilaian atau Evaluasi.
a. Inspeksi
Berasal dari bahasa Belanda inspectie , dalam bahasa Inggris dikenal inspection yang berarti pengawasan yang terbatas dalam pengertian mengawasi bawahannya menjalankan perintah yang diberikan atasannya tanpa berusaha membantu guru itu.[2]
Yang bertugas dinamakan inspektur. Seringkali inspeksi dirasakan sebagai kedatangan petugas yang mencari-cari kesalahan.
b. Penilikan dan Pengawasan
Penilikan dan Pengawasanmempunyai pengertian sebagai kegiatan yang tidak hanya mencari kesalahan, namun juga mencari hal-hal yang sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Dalam penilikan dan pengawasan, hal-hal yang kurang baik dicatat kemudian disampaikan kepada kepala sekolah atau guru untuk dapat disempurnakan.
Sebenarnya tugas Penilikan dan Pengawawan sama, namun kedua istilah tersebut dipisahkan kemudian. Istilah Pengawas dipakai untuk menunjukan tugasnya pada jalur pendidikan sekolah, sedangkan Penilikan pada jalur luar sekolah[3]
c. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan pengumpulan data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian. Didalam monitoring seseorang hanya mengumpulkan data tanpa membandingkan data tersebut dengan kriteria tertentu.
d. Penilaian
Penilaian atau Evaluasi adalah proses membandingkan keadaan kuantitatid dan kualitatif suatu objek dengan kriteria tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya. Penilaian yang membandingkan antara apa yang dicapai dengan apa yang ditargetkan disebut penilaian keefektifan. Sedangkan penilaian dengan membandingkan antara apa yang dicapai dan berapa banyak sumber yang dikorbankan disebut penilaian tentang efisiensi.
Setelah kita bahas mengenai pengertian-pengertian istilah tersebut, kita masuk pada pengertian Supervisi. Apabila inspeksi, penilikan atau pengawasan, monitoring serta penilaian masih dalam tahap usaha mengetahui status untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya maka supervisi sudah dalam tahap tindakan. Arti supervisi mencakup seluruh arti dari istilah-istilah tersebut.
o Arti morfologis
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisI bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
o Arti semantik
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Beberapa definisi supervisi menurut beberapa pakar pendidikan.
Supervise adalah suatu aktivitas pengawasan yang biasa dilakukan untuk memastikan bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang seharusnya.[4]
Menurut Purwanto (1987) aupervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.[5]
Menurut definisi Ross L (1980) bahwa supervise adalah pelayanan kepada guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.[6]
Supervise adalah program terencana untuk memperbaiki pengajaran (Adnan HF dan Diecky FG.:2)[7]
Supervise adalah aktivitas menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.[8]
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
Menurut Kimball Wiles (1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan defenisi supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar. Boardman melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik. Ross L memandang supervise sebagaipelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto (1987) memandangkan sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru
Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan.
Supervisi bercirikan :
o Research : meneliti situasi sebenarnya disekolah
o Evalution : penilaian
o Improvement : mengadakan perbaikan
o Assiatance : memberikan bantuan dan bimbingan
o Cooperation : kerjasama antara supervisor dan supervisid ke arah perbaikan situasi
2. Fungsi dan Peran Supervisi
Supervisi pengajaran harus dilakukan oleh seseorang yang dididik khusus dan/atau ditugaskan untuk melakukan pekerjaan itu. Supervisi memiliki sifat sebagai berikut :
1. Pekerjaan profesional
Supervisi dilakukan oleh orang yang ahli, tidak dapat semua orang melakukan supervisi, karena Pasal 20 Ayat (3) mengatakan bahwa untuk menjadi pengawas perlu adanya pendidikan khusus.
2. Perbaikan proses belajar mengajar
Tugas supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru bahwa proses belajar mengajar dapat dan harus diperbaiki.
3. Pengembangan pekerjaan
Melalui pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru harus dibantu secara professional.
4. Pemecahan permasalahan pengajaran
Memecahkan masalah-masalah yang menghambat PBM sehingga timbul perubahan yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi PBM.
5. Kontinuitas operasi lembaga pendidikan
Tanggung jawab utama administrator untuk menjaga program-program yang telah ditetapkan sekolah dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi PBM.
6. Rangsangan perubahan
Program-program supervisi hendaknya memberikan rangsangan terjadinya perubahan. Perubahan itu dapat dicapai melalui berbagai usaha inovasi dalam pengembangan kurikulum serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam jabatan untuk guru.
Fungsi Supervisi.
Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran.
Berikut ini berbagai pendapat para pakar pendidikan tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:
• Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
• Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki.
• W.H. Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.
• Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi belajar anak-anak.
Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H. Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh swearingen, terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya:
- Usaha tiap guru.
- Usaha-usaha sekolah.
- Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas Pengalaman.
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.
4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
6. Menganalisa Situasi Belajar
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
Jadi Fungsi sebuah Supervisi dapat diringkas sebagai berikut :
1. Fungsi Meningkatkan Mutu PembelajaranRuang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan PembelajaranLebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi
3. Fungsi Membina dan Memimpin
Jenis-jenis supervisi
Ada dua jenis supervisi dilihat dari peranannya dalam perubahan itu, yaitu:
1. Supervisi traktif,
artinya supervisi yang dilakukan untuk perubahan kecil karena menjaga kontinuitas. Misalnya kegiatan rutin seperti pertemuan kecil dengan guru-guru membahas kesulitan-kesulitan kecil, memberikan informasi tentang prosedur yang telah disepakati dan memberikan arahan dalam prosedur standar operasi (PSO) dalam suatu kegiatan.
2. Supervisi dinamik,
artinya arahan untuk mengubah praktek-praktek pengajaran tertentu secara lebih intensif. Tekanan dalam perubahan ini diletakkan kepada diskontinuitas, gangguan terhadap praktek yang ada sekarang untuk diganti dengan yang baru. Program demikian merupakan program baru yang mempengaruhi prilaku murid, guru, dan semua personel sekolah.
B. PELAKSANAAN SUPERVISI
Untuk melaksanakan fungsi dan peranan supervisi pengajaran disekolah, perlu pemahaman tentang landasan dan siapa yang melaksanakan supervisi.
Landasan supervisi :
a. Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan atas filsafat Pancasila. Dalam hal ini, dalam perbaikan proses belajar mengajar supervisor harus menghayati nilai-nilai Pancasila.
b. Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan pada pendekatan ilmiah seperti berpikir logis, objektif dan berdasarkan data yang dapat diverifikasi dan terbuka akan kritik.
c. Keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauh mana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar.
d. Supervisi harus menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan program pengajran.
e. Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang favorable[9] untuk terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Prinsip-prinsip Supervisi
a. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
b. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
c. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
d. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
e. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
f. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
Tugas Supervisor
Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas yang dikerjakannya. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor tampak jelas perannya. Sesuai dengan pengertian hakiki supervisi, maka supervisi berperan atau bertugas memberi support (supporting), membantu (assisting) dan mengikutsertakan (sharing).
Selain itu, seorang supervisior bertugas sebagai:
- Koordinator.
- Konsultan.
- Pemimpin Kelompok.
- Evaluator .
Tugas bagi seorang supervisi, yakni mencakup hal-hal berikut:
a. Mengembangkan kurikulum, maksudnya membantu guru dalam melaksanakan penyesuaian dan perancangan pengalaman belajar dengan keadaan lingkungan dan siswa. Disamping itu juga menentukan satuan pelajaran, merancang muatan local, dan merancang ekstra kurikulum.
b. Menyediakan fasilitas sesuai dengan proses belajar mengajar.
c. Mengorganisasikan pengajaran, yaitu membantu siswa, guru, tempat, dan bahan pengajaran sesuai dengan waktu yang disediakan serta instruksional yang ditetapkan.
d. Memberikan orientasi kepada guru. Guru perlu dilengkapi dengan informasi yang relevan dengn tugas serta tanggung jawabnya.
e. Mengusahakan bahan. Meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran. Misalnya mengadakan workshop, konsultasi, wisatakarya, serta berbagai latihan dalam jabatan.
f. Menghubungkan layanan khusus murid dan layanan lain. Mengkoordinasikan antara kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan layanan lain yang diberikan sekolah/lembaga pendidikan kepada siswa.
g. Mengembangkan hubungan masyarakat. Mengusahakan lalu lintas informasi yang bebas tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran.
h. Mengatur pendidikan dalam jabatan. Merancang dan memperoleh bahan pengajaran sesuai dengan kurikulum. Guru harus melakukan titik ulang, evaluasi, dan perubahan tentang bahan pengajaran agar lebih besar sumbangannya terhadap tercapainya tujuan pengajaran.
i. Melakukan evaluasi pengajaran untuk perbaikan proses pengajaran.
C. TEKNIK SUPERVISI
Tipe-tipe Supervisi
1. Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
- Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
- Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
Jenis teknik Supevisi
Wyn dalam Sahertian dan Mataheru (1986) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari individual deviation (bersifat individual) dan group devices (bersifat kelompok). Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain; kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik yang bersifat kelompok diantara adalah; panel of forum discussion,curriculum laboratry, directed reading, demonstration teaching, professional libraries, supervisory bulletin, teacher meeting, professional oraganization, workshop of group work.
Evan dan Neagly (1980) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari; individual techniques (teknik perorangan) dan group techniques (teknik kelompok). Individual techniques terdiri atas; assignment of teachers, classroom visitation and observation, classroom experimentation, colleges course, conference (individual), demonstration teaching, evaluation, proffesional reading, professional writing, supervisory bulletins, informal contacts. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok (group techniques) diantaranya adalah; orientation of new teacher, development of professional libraries, visiting other teachers, coordinating of student teacing.
A.Teknik perseorangan .
1. Mengadakan kunjungan kelas (Classroom visitation) Yang dimaksud adalah kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong.
2. Mengadakan observasi kelas (Classroom Observation) Kunjungan ke sebuah kelas untuk mencermati situasi/peristiwa yang sedang berlangsung di dalam kelas.
3. Mengadakan wawancara : dilakukan apabila supervisor menghendaki jawaban dari individu tertentu.
B. Teknik kelompok
1. Mengadakan pertemuan/rapat (meeting ) Dalam kegiatan ini Supervisor dapat memberikan pengarahan ( directing ), pengkoordinasian ( coordinating ) dan mengkomunikasikan ( comunicating ) segala informasi kepada guru/staf .
2. Mengadakan diskusi kelompok ( group discusion )
3. Mengadakan penataran (in service training)
4. Seminar
Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
1.Tahap penysunan program supervisi.
Program tersebut meliputi program tahunan dan program semester ( terlampir )
2. Tahap persiapan, yang perlu dipersiapkan ;
a) Format/instrumen supervisi.
b) Materi pembinaan/supervisi.
c) Buku catatan .
d) data supervisi/pembinaan sebelumnya.
3. Tahap pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan .
4. Tahap tindak lanjut.
Merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada saat supervisi.
Pendekatan Supervisi
1. Pendekatan Humanistik
Pendekatan ini didasari dengan keyakinan bahwa guru bukan masukan mekanistik yang harus selalu mendapat input dari luar untuk menjadi lebih baik. Namun, guru sebagai manusia selalu berkembang. Karena itu, pendekatan ini menitikberatkan pada program-program yang dirancang untuk mengoptimalkan potensi guru itu sendiri agar mampu mengembangkan KBM secara mandiri untuk mewujudkan KBM yang efektif dan efisien.
Tahapan Pendekatan Humanistik
a. Pembicaraan awal
Dalam pembicaraan awal ini, seorang supervisor memancing apakah dalam mengajar guru menemui kesulitan.
b. Observasi
Jika guru memerlukan bantuan, maka supervisor melakukan observasi kelas dengan mengamati kegiatan kelas.
c. Analisis dan interpretasi
Setelah observasi, maka supervisor memikirkan kemungkinan kekeliruan gur dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
d. Pembicaraan akhir
Dalam pembicaraan akhir ini, supervisor membicarakan apa yang sudah dicapai guru dan menjawab kalau ada pertanyaan dan menanyakan kalau-kalau guru masih perlu bantuan.
e. Laporan
Laporan disampaikan secara deskriptif berdasarkan judgment supervisor. Laporan ini disampaikan kepada kepala sekolah atau Kakandep untuk bahan perbaikan selanjutnya.
2. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan ini didasarkan atas asumsi dalam menjalankan tugasnya seorang guru perlu memiliki beberapa kompetensi standar dalam menjalani proses belajar mengajar. Maka dari itu, supervisi ini dirancang agar guru bisa menguasai suatu kompetensi standar yang telah ditetapkan.
Tahapan Pendekatan Kompetensi
a. Menetapkan unjuk kerja yang dikehendaki
Tugas serta tanggung jawab harus dispesifikasikan sedemikian rupa. Supervisor dan guru lalu menilainya untuk menetapkan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugas tersebut.
b. Menetapkan target unjuk kerja
Target harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat diamati dan diukur.
c. Menentukan aktivitas unjuk kerja
Saat tujuan telah disepalati maka langkah berikutnya mendiskusikan cara mencapai tujuan tersebut.
d. Monitoring
Dalam hal ini supervisor mengumpulakan dan mengolah informasi tentang seberapa jauh pencapaian target.
e. Analisis dan penilaian hasil monitoring
Melakukan penilain terhadap hasil monitoring.
f. Pembicaraan akhir
Dalam pembicaraan akhir ini harus dirumuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk meningkatkan unjuk kerja yang menjadi tanggung jawab guru.
3. Pendekatan Klinis
Pendekatan ini didasari asumsi bahwa proses belajar guru untuk berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan guru itu.
Karakteristik supervisi klinis[10] :
a. Merupakan teknologi dalam memperbaiki pengajaran
b. Merupakan intervensi secara sengaja ke dalam proses pengajaran
c. Berorientasi kepada tujuan, mengkombinasikan tujuan sekolah dan mengembangkan kebutuhan pribadi.
d. Mengandung pengertian hubungan kerja antara guru dan supervisor
e. Memerlukan saling kepercayaan yang dicerminkan dalam pengertian, dukungan, komitmen untuk berkembang.
f. Suatu usaha yang sistematik namun memerlukan keluwesan dan perubahan metodologi yang terus menerus
g. Menciptakan ketegangan yang kreatif untuk menjembatani kesenjangan antara keadaan real dan ideal.
h. Mengansumsikan bahwa supervisor mengetahui lebih banyak dibandingkan dengan guru
i. Memerlukan latihan untuk supervisor.
Tahapan Pendekatan Klinis
1. Pembicaraan pra-Observasi
Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana ketrampilan yang akan diobservasi.
Ada lima langkah dalam pelaksanaan pertemuan ini.
a. Menciptakan suasana akrab
b. Melakukan titik ulang rencana pembelajaran serta tujuan pembelajaran
c. Melakukan titik ulang komponen keterampilan
d. Memilih dan mengembangkan instrumen
e. Membicarakan bersama tentang isntrumen observasi yang dipilih.
2. Observasi
Dalam hal ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku mengajar yang dipilih.
3. Analisis dan penetapan strategi
Supervisor melaukan analisis tentang hasil rekaman observasi.
4. Pembicaraan tentang hasil
Tujuan pertemuan adalah memberikan balikan kepada guru dalam memperbaiki perilaku mengajarnya.
Langkah utama dalam tahap ini[11] :
a. Menanyakan perasaan guru secara umum ketika ia mengajar.
b. Melakukan titik ulang tujuan pelajaran
c. Melakukan titik ulang target ketrampilan
d. Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pengajaran
e. Menunjukan data hasil rekaman dan memberi kesempatan guru dalam menafsir data tersebut.
f. Menginterpresentasikan data rekaman bersama
g. Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman tersebut
h. Menyimpulkan hasil
i. Menentukan bersama hal-hal yang perlu dilatih dan diperhatikan.
5. Analisis sesudah pembicaraan
Dalam hal ini supervisor harus menilik ulang apa yang telah dilakukannya dalam menetapkan kriteria perilaku pengajar.
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut La Sulo (1987)[12], mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut :
1. bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
2. ksepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)
3. instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor
4. guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila perlu berlatih diluar sekolah
5. pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas
6. balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
7. guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya
8. supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan
9. supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
10. supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan pembelajaran
4. Pendekatan Profesional
Pendekatan ini menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran secara professional.Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervise juga harus mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru yang sifatnya administratif.
Teknik Pelaksanaan Pendekatan Profesional
1. Penataran guru
2. Penggugusan teknik pembinaan di dalam masing-masing sekolah maupun di dalam kelompok sekolah yang berdekatan
3. Pembentukan KKG, KKKS, KKPS, dan PKG wadah pengorganisasian dan pembinaan guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk melakukan kegiatan peningkatan kualitas pengajaran.
Tahapan Pendekatan Profesional
1. Prapertemuan
Dalam tahap ini guru mengumpulkan data mengenai kesulitan dalam pengajaran yang natinya akan dibahas dalam pertemuan sejawat.
2. Pengajuan masalah
Dalam tahap ini masing-masing guru mengajukan permasalahan yang telah dituliskan di rumah atau di sekolah.
3. Pembahasan
Satu demi satu masalah yang diajukan dibahas bersama.
4. Implementasi
Stelah mendapat alternatif pemecahan masalah, guru mencoba menerapkan alternatif tersebut dalam praktek.
5. Pengumpulan balikan
Pegalaman dalam mengimplementasikan dicatat oleh guru dalam buku tersendiri. Untuk alternatif yang sudah cocok dilaporkan dalam kesempatan diskusi selanjutnya. Yang belum cocok disempurnakan kembali atau dicari penggantinya.
5. Peran Guru
Supervisi pendidikan bertujuan membantu guru, maka apabila tak ada keinginan untuk bekerja sama maka supervisi ini tak akan berhasil. Maka hendaknya guru memahami supervisi tersebut sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi mengajar serta mengoptimalkan hasilnya.
Sikap terbuka dan kooperatif sangat penting dalam fase perencanaan kegiatan supervisi. Dari pengetahuannya tentang teknik supervisi maka guru dapat menyarankan teknik terbaik yang bisa diambil.
Guru sebagai subjek supervisi juga harus berperan aktif dalam pelaksanaan supervisi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demikian pemaparan makalah kelompok kami yang bertemakan tentang “Supervisi Pendidikan”. Dimana di dalamnya menjelaskan tentang definisi, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip serta teknik supervisi pendidikan.
Supervisi pendidikan adalah Suatu aktivitas pembinaan terencana yang berorientasi kepada Guru dan Pegawai sekolah Secara efektif . Pada hakekatnya tujuan supervise adalah memperbaiki atau meningkatkan proses belajar mengajar. Fungsi supervise dapat disimpulkan sebagi alat untuk menungkatkan kulaitas dan kuantitas kepada semua pihak yang berhubungan dengannya dan melestarikannya
B. SARAN DAN KRITIK
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Tetapi kami yakin suatu kesalahan itu merupakan bagian dari suatu proses pembelajaran, seperti pepatah asing mengatakan “experience is the best teacher” artinya pengalaman adalah guru yang terbaik. Untuk itu demi proses pembelajaran yang baik kami sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak, supaya dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat tersusun lebih baik lagi.
Tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung, sehingga makalah ini dapat tersusun dan dapat dipaparkan harapannya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum warohmatulohi wabarokatuh.
DAFTAR PUSTAKA
v Literatur
Lutfiana, Imam Rifai.2008. Makalah “Supervisi Pendidikan” Imstitut Agama Islam Sunan Giri. Ponorogo.
Ngalim Purwanto. 2002..Administrasi dan Supervisi.Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Soetjipto, Prof. Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
v Website
[1] Suharsimi Arikunto,2004
[2] Ngalim Purwanto, 1990
[3] Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992
[4] www.askedu.net
[5] www.infopendidikankita.blogpost.com
[6] Ibid//www.slideshare.supervisi.com
[7] www.supervisippt.com//slideshow
[8] Ngalim Purwanto.Administrasi dan supervise.2002.Bandung:rosdakarya
[9] Sistem Pendidikan yang baik.
[10] Goldhammer, Anderson dan Krajewski (1980)
[11] Bolla, 1985
[12] Penulis buku Pengantar Pendidikan bersama Prof. Dr. Umar Tirtarahardja.
1 komentar:
Thank you for your help so they can help me ... I copy it separoo ..
Posting Komentar